Rabu, 29 Februari 2012
Penjelasan tentang upacara api suci
Para rshi berkata :
1.     Tuan,
 mohon beritahukanlah hamba secara terperinci tentang upacara api, 
kurban pada para dewa, Brahmayajna, pemujaan kepada guru dan 
penghormatan pada para brahmana.
Rshi Suta berkata :
2.      Persembahan
 yang diberikan pada api suci disebut sebagai upacara api (Agniyajna). 
Pada orang yang masih dalam proses brahmacharya asrama disebut sebagai 
seorang samidadhana (yang mengumpulkan ranting untuk dipakai sebagai 
kayu upacara) Para brahmana sekalian, sebelum melakukan upacara Aupasana
 (upacara api suci bagi para pelaku rumah tangga) maka semua orang yang 
berada dalam asrama yang pertama harus melakukan vrata mereka 
masing-masing dan upacara api khusus dari ranting kayu mereka.
3.      satu bagian dengan sloka dua.
4.      Para
 brahmana, pada mereka yang menjalani kehidupan pertapa yang telah 
menyerahkan api suci mereka pada sang Atman, hanya dengan membatasi 
makanan atau melakukan disiplin tertentu terhadap makanan maka itu sudah
 berarti ia melakukan persembahan suci. 
5.      Seorang
 pelaku rumah tangga yang  telah memulai upacara Aupasana harus 
mempertahankan pelaksanaan upacara itu dengan menaruh api suci pada 
sebuah tungku atau lubang buatan.
6.      Api
 upacara harus dipertahankan dalam Atman atau di dalam Arani (tempat 
membuat api dari dua ranting yang digosokkan) atau setidaknya dipadamkan
 oleh seorang yang merupakan orang suci.
7.      Para
 brahmana sekalian, upacara api suci yang dilakukan pada senja hari akan
 memberikan kesejahteraan. Upacara pada pagi hari adalah untuk 
mendapatkan umur panjang dan kesehatan yang baik. 
8.      Semua
 upacara ini disebut sebagai Agniyajna semasih ada dan memanfaatkan 
sinar matahari selama upacara itu. Sedangkan upacara persembahan seperti
 upacara Sthalapatika untuk dewa Indra dan dewa yang lainnya disebut 
sebagai Dewayajna. Dan ritual Caula (menggundulkan rambut, dalam rangka 
pelaksanaan ritual agama) dilakukan dengan menggunakan api biasa. 
9.      Satu bagian dengan sloka 8.
10.  Membaca
 dan mempelajari kitab veda secara teratur maka itu disebut sebagai 
Brahmayajna. Seorang brahmin harus melakukan kegiatan ini secara terus 
menerus untuk menyenangkan para dewa.
11.  Ini
 juga harus dilakukan oleh semua golongan dan kasta karena tidak ada 
persyaratan khusus untuk melakukannya. Sekarang kita sampai pada 
penjelasan tentang upacara tertentu yang tanpa menggunakan api suci. 
12.  Pada
 awal masa penciptaan pertama, yang mahakuasa dan maha welas asih 
Mahadewa menciptakan hari-hari yang berbeda untuk kepentingan umat 
manusia dan dunia.
13.  Dewa
 Mahadewa yang merupakan tabib universal, yang mahatahu, penguasa dari 
semua penyembuh, membuat hari yang pertama dari hari beliau yang 
memberikan kesehatan yang baik.
14.  Selanjutnya
 beliau menciptakan hari untuk Maya (ilusinya) yang memberikan 
kesejahteraan. Selanjutnya setelah kelahiran Kumara yang disertai dengan
 beberapa ketidak beruntungan, maka beliau menciptakan hari untuk 
menyebarkan ketidak beruntungan. Selanjutnya dengan maksud untuk 
memberkati dunia dan untuk keselamatannya maka beliau menciptakan hari 
untuk memuja Vishnu, pelindung seluruh dunia. Hari selanjutnya 
diciptakan untuk memberkati dunia dengan panjang umur, hari ini 
ditujukan untuk Brahma sebagai penganugrah panjang umur dimana beliau 
juga bergelar sang Pramesthi. Demikianlah hari ini juga menganugrahkan 
panjang umur.
15.  satu bagian dengan sloka 14
16.  satu bagian dengan sloka 14
17.  satu bagian dengan sloka 14
18.  Dua
 hari yang terakhir dalam satu minggu adalah hari yang diciptakan oleh 
Indra dan Yama. Pada awal mulanya, ketika sang dewa menciptakan punya 
dan papa (kebajikan dan dosa) untuk membuat dunia ini berkembang 
kembali, maka dewa-dewa ini ditugaskan untuk mengasai dua hari ini.
19.  Dua
 hari yang terakhir adalah hari yang menganugrahkan kenikmatan duniawi 
dan mencegah kematian yang tidak pada waktunya. Sang dewa menciptakan 
matahari dan sebagainya yang merupakan manifestasi beliau dan ditetapkan
 dalam sebuah perputaran tatasurya (Jyotischakra)76 dan mengepalai 
masing-masing hari. Pemujaan terhadap masing-masing dewa ini memberikan 
pahala yaitu kesehatan, kekayaan, pengahalau penyakit, keharmonisan, 
umur panjang, kenikmatan duniawi dan pencegahan terhadap kematian yang 
tidak pada waktunya. Dikatakan bahwa masing-masing pahala akan 
didapatkan dari pemujaan terhadap dewa-dewa ini. Sedangkan Shiva adalah 
dewa yang menganugrahkan pahala setelah pemujaan kepara dewa itu.
20.  satu bagian dengan sloka 19
21.  satu bagian dengan sloka 19
22.  satu bagian dengan sloka 19
23.  Pemujaan
 yang dilakukan untuk mendapatkan perkenan dewa-dewa tertentu terdiri 
dari lima persyaratan dasar : 1). Pengulangan mantra suci dari dewa yang
 bersangkutan. 2). Upacara persembahan. 3). Pemberian hadiah. 4). Vrata 
atau tirakat tertentu. 5). Pemujaan didepan altar, api suci ataupun 
memuja seorang brahmana. Selain itu harus dilakukan enam belas rupa 
pelayanan pada beliau.
24.  satu bagian dengan sloka 23
25.  Dari
 lima persyaratan itu, yang terakhir adalah yang terbaik dari 
sebelumnya. Dan jika persyaratan sebelumnya tidak bisa dilakukan karena 
suatu hal maka dengan melakukan persyaratan yang terakhir saja sudah 
cukup. Untuk penyembuhan maka dewa Surya yang harus dipuja dan harus 
diikuti dengan melakukan ritual memeberi makan para brahmana selama satu
 hari, satu bulan, setahun atau tiga tahun.
26.  satu bagian dengan sloka 25.
27.  Jika
 perbuatan yang berpahala yang dilakukan memiliki kapasitas yang lebih 
banyak dari perbuatan diosa maka segala kesulitan dan halangan akan 
dapat diatasi. Pengulangan mantra dari seorang dewa yang disenangi akan 
memberikan pahala dari pelaksanaan puja pada setiap dewa setiap hari. 
Hari yang pertama ditujukan pada Surya yang bermanfaat untuk menghalau 
berbagai penyakit khususnya untuk para brahmana.
28.  satu bagian dengan sloka 27
29.  Untuk
 mendapatkan kekayaan, seorang pemuja yang cerdas, akan memuja Laskhmi 
pada hari senin dengan mempersembahkan nasi yangdimasak dengan mentega 
dan melakukan ritual memberi makan pasangan orang suci atau para 
brahmana.
30.  Untuk
 menghalau segala penyakit dan wabah maka seseorang yang cerdas akan 
memuja Kali dan dewi yang lainnya pada hari selasa. Ia harus melakukan 
ritual memberi makan para brahmana dengan ukuran satu Andhaka nasi yang 
matang, kacang-kacangan, black gram dan green gram.
31.  Orang
 yang cerdas akan memuja Vishnu dengan nasi mentega pada hari Rabu. 
Anak-anak, teman, kerabat, famili dan sebagainya akan selalu berkembang.
32.  Orang yang menginginkan umur panjang harus memuja dewa-dewa itu dengan benang suci, kain, susu, dan mentega pada hari kamis.
33.  Pada
 hari jumat, untuk mendapatkan kesenangan duniawi, maka para pemuja 
hendaknya memuja para dewa dengan penuh konsentrasi. Para brahmin 
hendaknya dijamu dengan makanan enam rasa (77).
34.  Pakaian
 yang bagus harus diberikan pada para wanita untuk menyenangkan hati 
mereka. Pemuja yang bijak akan memuja Rudra dan dewa yang lainnya pada 
hari sabtu untuk menghalau kematian yang tidak pada waktunya. Dengan 
melakukan homa dengan menggunakan umbi-umbian yang terasa pedas. 
Demikianlah dengan memuja para dewa itu mereka akan mendapatkan berbagai
 keperluan hidup mereka seperti kesehatan.
35.  satu bagian dengan sloka diatas.
36.  Dalam
 ritual sehari-hari atau persembahan khusus pada para dewa, para pemuja 
hendaknya melakukan permandian suci, mengulang-ulang mantra dewa yang 
bersangkutan, menjamu para brahmana, memuja para dewa pada hari yang 
khusus, pada pertemuan planet tertentu, atau pada hari lain, Tuhan yang 
maha penguasa akan mengambil aspek dewa-dewa tertentu untuk memberikan 
anugrah berupa kesehatan dan yang lainnya. Beliau menganugrahkan semua 
itu sesuai dengan tempat, waktu dan keadaan mereka yang membutuhkannya.
37.  satu bagian dengan sloka 36
38.  satu bagian dengan sloka 36
39.  Sarana
 yang dipakai untuk melakukan persembahan hendaknya menyesuaikan dengan 
kepercayaan seseorang atau kepercayaan setempat.  Dewa juga memberikan 
anugrah seperti kesehatan, kekayaan daan sebagainya sesuai dengan 
kualitas bakti seseorang.
40.  Pada
 awal periode buruk sesuai dengan kelahiran seseorang, sesuai dengan 
perhitungan perbintangan, maka seorang pelaku rumah tangga hendaknya 
memuja para dewa untuk kebaikan rumah tangganya.
41.  Demikianlah
 pemujaan kepada para dewa akan memberikan berbagai pahala. Pemujaan 
yang dilakukan oleh seorang brahmana hendaknya disertai dengan 
pengulangan mantra dan gerakan tangan tertentu pada saat lain.
42.  Pemujaan
 hendaknya dilakukan oleh mereka yang menginginkan hasil yang maksimal 
hendaknya dilakukan selama tujuh hari penuh sesuai dengan kemampuan 
mereka.
43.  Mereka
 yang kurang mampu dalam hal materi hedaknya melakukan puja dengan 
tirakat tertentu sedangkan mereka yang memiliki uang hendaknya melakukan
 pelayanan dengan materi mereka. Mereka harus berulang-ulang melakukan 
perbuatan yang bijak dengan keyakinan yang penuh.
44.  Setelah
 menikmati kebahagiaan di surga maka mereka akan lahir lagi ke bumi. 
Maka untuk lebih baiknya, kekayaan hendaknya digunakan untuk melakukan 
perbuatan baik seperti membangun fasilitas umum, kuil, patung dewa, 
melakukan upacara suci dan sebagainya. Dan jika waktunya sudah tiba maka
 ia akan menikmati kebahagiaan atas pahalanya berupa pengetahuan yang 
sempurna. Para brahmana sekalian, mereka yang mendengar atau membaca bab
 ini atau mereka yang memberikan kesempatan pada yang lain untuk 
mendengarkannya, akan mendapatkan pahala yang sama dengan melakukan 
Devayajna.
45.  Jyotish
 chakra atau Simsumara Chakra menunjukkan sistim tatasurya yang diyakini
 berbentuk seperti perputaran roda. Langit yang membentang luas adalah 
ibarat samudra dimana bintang-bintang bertebaran ibarat ikan yang berada
 dilautan. Perputaran Roda tatasurya yang dimaksudkan adalah keseluruhan
 dari pergerakan bintang-bintang yang digerakkan oleh satu daya tarik 
yang disebut sebagai berbagai jenis angin (Vata) namun sebenarnya itu 
adalah bentuk kekuatanayng tidak tampak pada setaip benda langit.
46.  Tujuh rasa yang dimaksud adalah pedas, hambar, manis, asin, pahit, dan asam.  
Langganan:
Posting Komentar (Atom)













Tidak ada komentar:
Posting Komentar