Ketika masuk ke dalam gedung, hal pertama yang akan ditemui adalah patung tokoh pendiri museum ini yaitu KRA. Sosrodiningrat IV yang merupakan patih dalem Paku Buwono IX. Menurut buku panduan yang saya beli di loket museum, nama Radyapustaka diartikan yakni Radya adalah Negara dan Pustaka adalah buku-buku, jadi Museum Radyapustaka ini dulunya adalah merupakan tempat penyimpanan buku-buku milik negara (keraton) dan dijadikan sebuah perpustakaan sekaligus pusat berkumpulnya para pujangga dari berbagai kalangan yang difungsikan sebagai pusat pengembangan ilmu budaya dan Kejawen.
Ruang pertama yang saja kunjungi adalah ruang wayang yang tersimpan berbagai koleksi wayang. Hanya sayang beberapa koleksi sedang diinventaris setelah kasus penggantian wayang asli yang digantikan dengan wayang replika yang merebak beberapa waktu yang lalu. Cukup disayangkan pula beberapa koleksi di sini tidak ada keterangan yang jelas sehingga cukup membingungkan bagi saya.
Ruang berikutnya yang saya masuki adalah ruang Tosan Aji yang tempat untuk memajang koleksi tombak perang, keris, pedang, dan senapan. Ruang ini lebih banyak memajang koleksi keris dengan berbagai macam bentuk, dan sekali lagi tak ada keterengan yang jelas mengenai keris-keris ini, sangat disayangkan.
Ruangan berikutnya adalah ruang keramik yang memajang koleksi keramik, alat makan yang terbuat dari kristal, porselin, dan beberapa koleksi gerabah. Di dalam ruang ini juga terdapat Piala Porselain yang merupakan hadiah dari Napoleon Bonaparte Kaisar Perancis. Piala ini berwarna merah marun dengan ukiran emas motif bunga-bunga yang merupakan slaah satu koleksi masterpiece Museum Radyapustaka.
Ruangan berikutny adalah ruang memorial, di mana dulunya ruangan ini digunakan sebagai kantor Kuartor Museum yang terakhir digunakan oleh K.G.P.H. Hadi Wijaya. Di ruangan ini terdapat lukisan tokoh-tokoh kurator pertama hingga terakhir dan juga terdapat lukisan Raja Keraton Surakarta dari PB IX hingga PB XII.
Ruang berikutnya adalah ruang untuk penyimpanan kepala atau haluan depan dari Kapal Pesiar Rajamala milik Keraton Kasunanan Surakarta yang diberi nama Kyai Canthik Rajamala.
Ruangan terakhir yang terletak paling belakang adalah ruang arca yang memajang koleksi arca-arca batu dan beberapa ornamen candi, yang merupakan koleksi arca pada masa kerajaan Hindhu. Hanya sayang beberapa arca ini diletakkan di bagian luar gedung dan nampak kurang terawat.
Menurut saya koleksi museum ini cukup bagus hanya saja nampak kurang terawat dan tidak adanya pemandu dan keterangan yang jelas pada barang-barang koleksi museum ini cukup menyulitkan bagi pengunjung untuk memahami isi dari koleksi-koleksi museum ini.
Untuk jadwal buka museum sendiri adalah
Selasa - Kamis 08.30 - 14.30
Jumat 08.30 - 11.30
Sabtu 08.30 - 14.30
Minggu 09.30 - 14.30
Senin - tutup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar